Minggu, 23 Februari 2014

biografi gilang bhaskara

Comic Gilang Bhaskara :  Stand Up comedy  Bukan  Lawakan tapi merupakan kritik sosial

Gilang Bhaskara
Comic Gilang Bhaskara Peserta stand up comedy Indonesia Season 2 di saat saat persiapan tampil
Melihat penampilannya yang tinggi dengan rambut agak kriting dan berkacamata terkesan serius dialah Gilang bhaskara mahasiswa Unversitas Parahyangan jurusan Hubungan Internasional angkatan 2007. Menonton Stand up comedy Indonesia (SUCI)  season 2 di Kompas TV. Memang akan terbukti bahwa Stand-Up comedy bukan  lawakan . Namun pengungkapan sebuah sudut pandang terhadap sebuah realitas apa yang di lihat,dengar dan di rasakan menjadi sebuah kritik sosial di bawakan secara komedi. Berbeda dengan lawak pada umumnya yang mengedepankan sisi humurnya saja.
Menonton Stand Up comedy Indonesia di kompas TV menurut kami salah satu acara yang komediyang perlu di tonton. Bila kita perhatikan ada pesan-pesan moral yang ingin di sampaikan. Seperti sabtu lalu tanggal 26 mie 2012 kemal membawakan tema tentang narkoba sang comic kemal. Dampak negatif dari pengunaan Narkoba di bawakan dengan cerdas dan pointnya sangat masuk kepada penonton.
Kembali kepada Comic Gilang Bhaskara anak muda ini punya keinginan agar acara stand Up comedy Indonesia ini bisa
marak namun jangan terlalu komersil agar tidak keluar jalur karena khawatir tidak mengerti intidari stand up comedy yang sarat akan kritik sosial dan akan terlalu bosen bila acara stand up tidak di kemas dengan baik.Menurut comic gilang Bhaskara stand up comedy adalah bukan lawak tapi merupakan Isu-isu yang memang serius di bawakan dengan unsur komedy yang gampang di cerna lebih kepada kritik sosial.
Comic Ghilang bhaskara merupakan comic obsevasi seringkali gilang bercerita dan mengungkap hal yang remeh temeh dari yang tidak penting menjadi penting.dengan isi yang original dan mahal namun namun mengelitik.itu menurut Juri Stand Up comedy indonesia Raditya dika. Iapun berpenampilan tenang bahasa yang tertata dengan bagus dan kompor gas kata om indro.
Jadi benar apa yang dikatakan Comic Gilang Bhaskara :  Stand UP comedy Bukan sekedar Lawak tapi merupakan kritik sosial .
Kita lihat saja perjalanan stand Up comedy Indonesia. Apakah  lawakan  tapi , merupakan kritik sosial.Hmm sepertinya belom ada tentang politik Indonesia yang sedang aktual ataupun kasus-kasus korupsi yang sudah terungkap ataupun belom terungkap.hmmm apakah akan ada yang membawakan stand-up comedy mengkritisi Pemerintah ??????

Sejarah Lawak Tunggal Dan Stand Up Comedy Di Indonesia

Kadir pelawak senior jebolan Srimulat pernah bertanya kepada saya Wel, apa bedanya lawak dan stand up comedy? Kok saya nggak menemukan bedanya? Sama saja!
Ini pertanyaan yang seringkali saya terima. Saya rasa wajar jika pertanyaan ini muncul karena stand up comedy baru sekitar dua tahun ini populer di masyarakat Indonesia meskipun saya sudah mensosialisasikan sejak tahun 1998. Mungkin pertanyaan ini muncul karena masyarakat melihat penampilan beberapa stand up comedian di Indonesia tidak berbeda dengan penampilan pelawak.
Dalam buku MotivAction: Mimpi atau Mati! saya menyebutkan antara pelawak dan stand up comedian bisa dikatakan serupa tetapi tidak sama. Lawak merupakan akar komedi asli Indonesia yang dirintis oleh pelawak-pelawak terdahulu, sedangkan stand up comedian dapat dikatakan sebagai komedi impor.
Sebelum kita melihat sejarah stand up comedy di Indonesia kita tengok sejenak sejarah stand up comedy dari negeri asalnya Amerika Serikat. Ada perbedaan pendapat mengenai kapan istilah stand up comedy mulai digunakan. Ada yang menyebut tahun 50-an ada juga yang mengatakan tahun 60-an.
Dalam tulisannya The History Of Comedy: The First Stand Up, komedian Jim Mendrinos menyebutkan istilah stand up comedy dikenalkan tahun 1966 mengacu pada the Oxford English Dictionary dan Webster’s Collegiate Dictionary. Andrea Shannon Prussing-Hollowell dari Georgia State University dalam makalahnya Standup Comedy as Artistic Expression: Lenny Bruce, the 1950s, and American Humor menyebutkan stand up comedy sudah dikenal sejak tahun 50-an. Hollowell menulis sejumlah nama yang bersinggung dengan stand up comedy di 50-an seperti Jack Benny, Fred Allen, and Bob Hope.
Ternyata pada era yang sama dengan Jack Benny, Fred Allen dan Bob Hope, Di Jakarta (Indonesia) tahun 50-an mulai muncul pelawak tunggal. Tahun 1953 Bing Slamet berhasil menjadi juara lomba lawak tunggal. Ini menunjukan sudah mulai banyak pelawak-pelawak tunggal bermunculan sehingga tahun 1953 bisa diadakan lomba lawak tunggal. Trend lawak tunggal merambah ke kota lain. Tahun 1957 Eddy Sud, S Bagyo dan Iskak menjadi  juara lomba lawak tunggal di Yogyakarta. Dari kota kembang Bandung muncul pelawak Us Us yang kemudian hari dijuluki sebagai Jerry Lewis Indonesia.
Entah kenapa sebabnya Bing Slamet tahun 1958 memutuskan meninggal lawak tunggal dengan membentuk grup lawak Trio Los Gilos bersama Mang Cepot dan Mang Udel. Duet Mang Cepot dan Mang Udel sudah dikenal sejak tahun 1951 lewat siaran humor mereka di RRI. Trio Los Gilos inilah yang bisa disebut sebagai akar lawakan modern di Indonesia. Kehadiran dan popularitas Los Gilos, memancing para pelawak tunggal seperti Eddy Sud, S Bagyo dan Iskak membentuk grup lawak EBI. Akhir 50-an era pelawak tunggal mulai hilang digantikan era grup lawak trio yang bertahan hingga akhir tahun 60-an.
Era grup lawak kwartet dimulai tahun 1967 dengan terbentuknya Kwartet Kita yang beranggotakan Eddy Sud, Bing Slamet, Ateng dan Iskak. Kwartet Kita berubah nama menjadi kwartet Jayakarta, kemudian lebih dikenal dengan nama Kwartet Jaya. Pada era ini bermunculan grup lawak yang beranggota empat orang seperti S Bagyo CS  yang beranggotakan S Bagyo, Darto Helm, Diran, Sol Soleh. Ada juga Surya Grup  dengan formasi Jalal, Herry Koko, Susi Sunaryo, Prapto. Serta grup lawak lainnya.
Selain nama-nama pelawak yang telah disebutkan sebelumnya, ada sebuah nama yang tidak bisa lepas dalam sejarah dunia lawak Indonesia yaitu Kris Biantoro. Kemampuannya memainkan lelucon membuat Kris Biantoro juga disebut-sebut sebagai pelawak tunggal generasi awal. Kris Biantoro sempat menjadi additional player grup lawak Kwartet Jaya menggantikan Bing Slamet yang beristirahat karena sakit hingga Bing Slamet wafat. Kemudian hari Kris Biantoro lebih banyak berkiprah sebagai penyanyi dan pembawa acara disamping main dalam sejumlah film. Kris Biantoro pula yang mengusulkan nama grup lawak Bagito kepada Mi’ing dan kawan-kawan yang berarti bagi roto (bagi rata).
Ada juga nama Benyamin S. Meskipun Benyamin lebih fokus menjadi penyanyi lagu-lagu betawi dan main film, kemampuan Benyamin sebagai pelawak tunggal tidak diragukan lagi. Benyamin memiliki warna sendiri. Hingga akhir hayatnya Benyamin tidak pernah tercatat bergabung secara permanen dengan sebuah grup lawak. Benyamin lebih suka menyebut dirinya sebagai pelawak lepas. Artinya dia bisa bermain dengan grup lawak manapun tanpa terikat. Benyamin mengeluarkan beberapa kaset lawak bersama Eddy Sud dan Srimulat.
Us Us dapat disebut sebagai pelawak yang cukup lama bertahan sebagai pelawak tunggal. Tahun 70-an Us Us pun akhirnya mengikuti jejak pelawak tunggal lain untuk membentuk grup lawak. Us Us mendirikan grup lawak D’Bodors bersama Sup Yusup dan Rudi Djamil. Formasi grup ini berubah pada tahun 1983 ketika posisi Sup Yusup dan Rudi Djamil digantikan oleh Yan Asmi dan Kusye.
Era 70-an trend lawak tunggal kembali dihidupkan dengan munculnya berbagai lomba lawak tunggal. Lomba ini memunculkan nama Otong Lenon dan Memet Mini. Tahun 80-an lomba lawak tunggal juga sering diadakan. Nama-nama yang muncul di era ini seperti Komar, Atet Zakaria, Ali Nurdin, dan Otong Lalo.
Menurut saya lomba lawak tunggal pada masa ini, oleh pelawak sering dijadikan sebagai ajang untuk mencari teman untuk membentuk grup lawak. Juara-juara lomba lawak tunggal era 70-an dan 80-an pada akhirnya banyak membentuk grup lawak. Memet Mini sempat membentuk grup lawak Billy bersama Atet Zakaria dan Jack John. Komar bersama Ogut, Kimung dan Firman membentuk Tom Tam grup. Ali Nurdin bergabung dengan Doyok Grup. Otong Lalo membentuk grup lawak Jali-Jali bersama Yanto Stuck On You, Cacan dan Bonang. Otong Lenon sempat membentuk Trio Semekot. Tiga orang personil grup lawak Sersan Prambors adalah alumni lomba lawak tunggal yaitu Pepeng, Khrisna Purwana dan Nana Krip.
Saya menilai pelawak-pelawak tunggal yang kemudian harus membuat grup di era itu karena kurangnya ruang bagi pelawak tunggal untuk tampil. Slot lawak yang disediakan oleh TVRI lebih ditujukan untuk grup lawak. Acara-acara panggung juga lebih membuka kesempatan kepada grup lawak. Disamping itu kebiasaan penonton yang sudah terbiasa melihat acara komedi ditampilkan secara berkelompok. Seperti ludruk, ketoprak, lenong dan Srimulat yang dimainkan oleh sekumpulan pemain.

Saya sendiri juga terjebak bertahun-tahun pada kondisi ini. Ketika merantau ke Jakarta tahun 1989 target pertama saya adalah membentuk grup lawak. Kondisi ini saya jalani bertahun-tahun. Dari tahun 1989 hingga tahun 1997 waktu saya habis hanya untuk membentuk grup lawak. Bukanlah pekerjaan mudah untuk menemukan pelawak lain yang memiliki visi dan misi yang sama dalam membentuk sebuah grup lawak.
Tahun 1997 Setelah menonton film dokumenter tentang Bob Hope dan menyaksikan sitkom Seinfeld, saya memutuskan untuk bersolo karir sebagai pelawak tunggal. Dalam buku Motivaction: Mimpi atau Mati! saya menulis tahun 1998 rekan saya Diaz Hendropriyono yang sekolah di Amerika yang memperkenalkan istilah stand up comedy kepada saya. Sejak tahun 1998 itulah secara resmi dikartu nama saya tulis profesi: stand up comedian.
Memperkenalkan stand up comedy pada saat itu bukanlah perkara yang mudah. Hingga akhirnya tahun 2004 saya mempunyai ide untuk membuat pementasan stand up comedy pertama di Indonesia. Tujuannya agar bisa diliput oleh media massa, sehingga masyarakat lebih paham mengenai stand up comedy. 6 Maret 2004 saya dengan modal nekat dan tekat saya melakukan pementasan stand up comedy di Gedung Kesenian Jakarta. Pementasan inilah yang kemudian menghantarkan saya untuk melakukan stand up comedy di sejumlah tv nasional seperti acara Jayuz Pliss Dong Ah TV7 (sekarang Trans7) dan Bincang Bintang RCTI.
Disisi lain, Ramon Papana pemilik comedy café juga aktif mempopulerkan stand up comedy dengan membuka workshop mengenai stand up comedy serta rutin mengadakan open mic di comedy café. Ramon pula yang mencetuskan ide untuk merekam sejumlah penampilan stand up comedian dalam open mic di comedy cafe untuk di unggah di youtube. Ini memberikan dampak positif dalam perkembangan stand up comedy di tanah air.
Pandji Pragiwaksono dan Raditya Dika adalah orang yang berperan membuat stand up comedy menjadi sangat populer saat ini. Open mic yang mereka lakukan di comedy café  13 Juli 2011 diunggah ke youtube dan mendapatkan respon yang sangat luar biasa. Momentum ini dibaca oleh Metro TV dan Kompas TV. Sejak saat itu komunitas-komunitas stand up comedy bermunculan di seluruh penjuru nusantara.
Menjawab pertanyaan diawal tulisan, apa bedanya stand up comedy dengan lawak tunggal? Secara format tidak ada bedanya. Sama-sama dimainkan oleh satu orang. Bedanya, melawak itu bisa lebih bebas, tidak terpaku dalam sebuah pakem. Materi yang dibicarakan bentuknya bebas asalkan lucu. Boleh cerita fiksi yang berpanjang-panjang. Misalnya pelawak menceritakan tentang pengalaman menolong bapaknya yang kecebur sumur. Cerita itu fiksi semata, kemudian dalam menceritakannya disertai dengan bumbu-bumbu lucu supaya seru. Itulah lawak.
Sedangkan stand up comedy memiliki berbagai pakem yang telah disepakati. Seperti adanya set up dan punchline. Set up yang nggak boleh bertele-tele. Jika set up terlalu panjang maka kemudian akan dikategorikan sebagai story telling. Topik yang dibicarakan dalam stand up comedy adalah nyata bukan fiksi. Bukan berarti nggak boleh membicarakan tokoh fiksi. Seorang stand up comedian harus memiliki point of view terhadap sebuah hal yang terjadi. Misalnya seorang stand up comedian akan membicarakan tentang film Superman (Man of Steel)
“Saya kalau kecopetan nggak bakalan mau ditolong sama superman” (set up)
“Isi dompet nggak seberapa, nanti gedung hancur bisa sepuluh” (punchline)
Stand up comedian yang menjadikan headline atau berita surat kabar sebagai set up maka dia disebut memiliki gaya topical seperti Jay Leno. Jika dia menjadikan pengamatan sehari-hari sebagai set up maka dia disebut bergaya observational seperti Jerry Seinfeld.  Stand up comedian yang suka menirukan gaya bicara dan gerak tubuh  tokoh terkenal atau selebriti maka dia disebut bergaya impressionist, seperti yang sering dilakukan Jimmy Fallon.

biografi mongol

Jakarta - Di balik kelucuannya, tersimpan masa lalu yang kelam. Setidaknya, demikianlah Mongol mengenang sejarah kesuksesannya sebagai salah satu bintang stand up comedy yang bersinar. Ya, di balik honornya yang telah mencapai Rp 8 juta sehari, ia punya cerita tentang cita-cita yang kandas.

"Masa lalu aku dulu sangat kelam dan aku kemudian bertobat. Dalam Kristen istilahnya lahir baru," ungkapnya saat berbincang dengan Detikhot. "Itu sudah kebiasaan orang Manado, dikala bertobat dan dijamah Tuhan, cita-citanya langsung jadi pendeta," sambungnya diiringi tawa.

Untuk mewujudkan cita-citanya itu, Mongol merantau dari Manado ke Jakarta untuk menempuh pendidikan sekolah pendeta. Itu terjadi pada 1997. Bisa dibilang, saat itu pria bernama asli Rony Imannuel tersebut berangkat ke Jakarta dengan modal nekat.

"Waktu itu aku berangkat hanya bawa duit 100 perak logam karena jadi pendeta itu dibiayai sponsor. Aku naik kapal laut dengan waktu 6 hari perjalanan dan singgah di kiri-kanan," kisahnya.

Beberapa bulan di Jakarta, tak ada kejelasan dari pihak sponsor untuk menyekolahkan Mongol jadi pendeta. Hingga akhirnya harapannya tersebut kandas di tengah jalan. “Waktu itu aku kemudian tahu, orang yang mensponsori aku sudah pergi ke Amerika. Makanya akhirnya batal,” ujarnya masih menyisakan kesal.




Gagal masuk sekolah pendeta dan tak punya uang praktis membuat pria kelahiran 27 September 1978 itu luntang-lantung di Jakarta. Berbagai upaya pun coba dilakukannya untuk bertahan hidup
 "Pertama kali aku tidur di emperan toko di Sarinah. Malam-malam bantu tukang pecel lele di Jalan Sunda. Aku bantu kerja walaupun cuma dikasih makan. Aku ingat waktu itu juga kadang telat bayar kos. Tapi, ya Puji Tuhan dapat kos-kosan punya orang Batak dan dia masih mentolerir kalau telat seminggu atau sebulan. Nangis ya nangis waktu itu," kenangnya.




Mongol pernah pula kerja di rumah makan Padang sebelum akhirnya bekerja di sebuah perusahaan swasta. "Di rumah makan padang gaji aku waktu itu Rp 400 ribu, terus kerja di sebuah perusahaan swasta gajinya Rp 1, 2 juta," ungkapnya blak-blakan.

Setelah dua tahun lebih bekerja di sebuah perusahaan swasta, Mongol akhirnya memutuskan untuk berhenti dan ikut dalam sebuah manajemen artis. "Waktu itu aku menangani Dirly 'Idol' sekitar 4 tahun 8 bulan. Mengikuti dia syuting, nyanyi dan lain-lain," katanya.




Lepas dari situ, Mongol kemudian membentuk manajemen sendiri bersama temannya. "Puji Tuhan waktu itu chanel-ku sudah banyak, jadi usaha itu jalan," paparnya. Sejak itu pekerjaan Mongol pun mulai berkembang dan membuat pergaulannya meluas.

Singkat cerita, sifatnya yang humoris alias suka melucu mengantarkannya tampil dalam acara 'Stand Up Comedy Show' di Metro TV, hingga dikenal orang seperti sekarang. Ketika diingatkan kembali tentang cita-cita menjadi pendeta yang gagal, Mongol tak menyesal.

Baginya, jalan hidupnya kinisebagai komedian merupakan rencana Tuhan. "Pada akhirnya ya aku menyadari, jadi pendeta itu panggilan, bukan kemauan. Sejauh ini aku menilai ini semua adalah mukjizat Tuhan," ujarnya mendadak serius. Puji Tuhan!

Perjalan karier Ernest Prakasa

Awal karier Ernest adalah di industri musik, yakni dengan bergabung bersama Universal Music. Ia lalu melanjutkan kiprahnya di Sony Music. Nyaris enam tahun berkutat di industri musik, Ernest mendaftarkan diri ke program televisi Kompas TV, yakni Stand Up Comedy Indonesia. Ia berhasil lolos audisi dan terpilih menjadi satu dari tiga belas finalis dari seluruh Indonesia, dan meraih peringkat ketiga dalam kompetisi tersebut. Ernest akhirnya memutuskan diri untuk terjun dan menekuni profesi pelawak tunggal secara penuh. Bersama Raditya Dika, Pandji Pragiwaksono, Isman H. Suryaman dan Ryan Adriandhy, Ernest mendirikan StandUpIndo, sebuah komunitas pelawak tunggal pertama di Indonesia, yang hingga kini telah memiliki sub-komunitas di lebih dari 15 provinsi, dan dianggap sebagai salah satu perintis budaya komedi tunggal di Indonesia.[2]
Ernest telah melakukan sebuah tur komedi tunggal pada 2012, dan ia merupakan komedian pertama Indonesia yang melakukan hal itu. Tur tersebut dinamai Merem Melek, menjelajah 11 kota dari Bandung, Semarang, Solo, Denpasar, Malang, Surabaya, Makassar, Kendari, Samarinda, hingga Palangkaraya, dan ditutup di Gedung Kesenian Jakarta pada 10 Juli 2012.[3][4] Ia juga pernah menggelar sebuh pertunjukan komedi tunggal khusus bersama para komedian dari etnis Tionghoa-Indonesia, berjudul Ernest Prakasa & The Oriental Bandits yang digelar di Gedung Kesenian Jakarta pada 9 Februari 2013, sehari sebelum perayaan Imlek.[5]
Di bulan November 2013, ia melakukan tur keduanya yang diberi judul Illucinati, menyambangi 17 kota yakni Makassar, Samarinda, Balikpapan, Banjarmasin, Banda Aceh, Semarang, Solo, Jogjakarta, Padang, Depok, Bandung, Bogor, Malang, Sidoarjo, Surabaya, Denpasar, dan ditutup kembali di Gedung Kesenian Jakarta pada tanggal 25 Januari 2014. Acara puncak ini menorehkan rekor sebagai komedi tunggal spesial pertama di Indonesia

Biodata Ge Pamungkas

Nama Lengkap : Genrifinadi Pamungkas
Nama Panggilan : Ge, Gerry, Gege, Pentol Korek
Tanggal Lahir : 25 Januari 1989
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Zodiak : Aquarius
Agama : Islam (Muslim)
Pacar : Orissa P. Sofyan
Tanggal Jadian : 27 Februari 2012
Sekolah : - SMA Al-Izhar Pondok Labu
               - Univercity of Parahyangan (Universitas Katolik Parahyangan), Jurusan Hubungan Internasional, Angkatan 2006
Facebook : Genrifinadi Pamungkas
Twitter : @GePamungkas
Bio Twitter : Aquarian | @standupindo_bdg 's Stand-up comedian | @oryzap 's property | Contact Person: @dipaaa / 0878 7889 8985 | I wear @10dencies , and you should too :)
Bio Facebook :
Pandangan Politik : Democratic Party
Kutipan Favorit : - I Do What I Like, And I Like What I Do
                        - I could be/get whatever that I want--but what matters most is whether I want it or not.
                           Not all hard work attempt could make u being successful--but every success is made by a hard work attempt..
                           If you wanna do something, then do your best--let GOD do the rest.
                         -Yesterday is history, tomorrow is mistery, and today is a GIFT.. That's why we called it PRESENT
                         -A philosopher..
                          Always sees every aspects of life from a different angle..
                          I insist of enjoying life, for the upmost..
                          Men are the highest predator of all, including me.. So I'm not afraid of you or anybody; except GOD... and heights, heuhuehe..
Olahraga Favorit : Tarung Derajat
Musik Favorit : Eminem, Slipknot, Tyranosaurur Sex, ASHYIEQ BAND, The Molly Jones,, Nadya Fatira, Medical Super Drama, Barris, Jason Mraz, Incubus, Maliq & D'Essential, John Mayer.
Buku Favorit : Al-Qur;an, Kahlil Gibran, Kambing Jantan, Ayat-ayat Cinta, Gabriel Gracia Maquez, Cintapuccino, Komik, El-Fantatista, Shoot, Fight Ippo, King Boy, Dragon Ball, alad Days, Kagetora, Kyo The Samurai, And Lots, Slam Dunk.
Film Favorit : The Godfather, Film Horor, Film Lawakan, Film Laga,Science Fiction Film, Somay Sparta (300).
Acara TV Favorit : Castle, How I Meet Your Mother, Friends (TV Show), Sam Dunn, Heroes.
Permainan Favorit : Garena Heroes Of
Aktifitas dan Minat : Sport, Game, Everything, Name It.

biografi indro warkop

Biografi Indro Warkop DKI - Pelawak Indonesia. Drs. H. Indrodjojo Kusumonegoro atau akrab disapa sebagai Indro " Warkop" dilahirkan di Purbalingga, Jawa Tengah, pada tanggal 8 Mei 1958, Ia merupakan personil grup lawak legendaris di Indonesia yaitu Warkop DKI yang masih hidup sampai sekarang setelah kepergian Dono dan Kasino yang telah wafat. Pendidikan terakhirnya adalah sarjana ekonomi di Universitas Pancasila, Jakarta. Hobi yang paling digandrunginya sampai sekarang adalah berkendara dan melakukan tur dengan motor Harley Davidson namun masih tetap aktif sebagai pelawak dan mengisi acara-acara hiburan. Awal Warkop eksis saat diberi kesempatan untuk tampil di Radio Pambors Jakarta untuk mengisi acara obrolan komedi, disinilah Indro kemudian bertemu dengan Dono warkop yang juga menjadi penyiar Radio Prambors serta Kasino Warkop, dan dari sinilah cikal bakal terbentuknya grup lawak fenomenal “Warkop DKI” yang awalnya bernama Warkop Prambors yang dibentuk oleh Nanu (Nanu Mulyono), Rudy (Rudy Badil), Dono (Wahjoe Sardono), Kasino (Kasino Hadiwibowo) dan Indro (Indrodjojo Kusumonegoro), yang kemudian terkenal menjadi Warkop DKI yang digawangi oleh Dono, Kasino dan Indro. Nanu, Rudy, Dono dan Kasino adalah mahasiswa Universitas Indonesia (UI)

Mereka pertama kali meraih kesuksesan lewat acara Obrolan Santai di Warung Kopi yang merupakan garapan dari Temmy Lesanpura, Kepala Bagian Programming Radio Prambors. Acara lawakan setiap Jumat malam antara pukul 20.30 hingga pukul 21.15, disiarkan oleh radio Prambors yang bermarkas di kawasan Mendut, Prambanan, Borobudur, alias Menteng Pinggir. Ide awal obrolan Warkop Prambors berawal dari dedengkot radio Prambors, Temmy Lesanpura. Radio Prambors meminta Hariman Siregar, dedengkot mahasiswa UI untuk mengisi acara di Prambors. Hariman pun menunjuk Kasino dan Nanu, sang pelawak di kalangan kampus UI untuk mengisi acara ini. Ide ini pun segera didukung oleh Kasino, Nanu, dan Rudy Badil, lalu disusul oleh Dono dan Indro. Rudy yang semula ikut Warkop saat masih siaran radio, tak berani ikut Warkop dalam melakukan lawakan panggung, karena demam panggung (stage fright). Dono pun awalnya saat manggung beberapa menit pertama mojok dulu, karena masih malu dan takut. Setelah beberapa menit, barulah Dono mulai ikut berpartisipasi dan mulai kerasan, hingga akhirnya terus menggila hingga akhir durasi lawakan. Indro adalah anggota ter
muda, saat anggota Warkop yang lain sudah menduduki bangku kuliah, Indro masih pelajar SMA.

biografi Fico Fachriza

JAKARTA, KOMPAS.com -- Tak banyak yang tahu bahwa selama ini salah seorang komika yang masuk babak lima besar Stand Up Comedy Indonesia Season 3 (SUCI 3), Fico Fachriza, dulu hanyalah seorang penonton setia program komedi yang ditayangkan oleh KompasTV itu dari Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail, Jakarta, setiap Minggu mulai pukul 20.00 WIB.

"Dari season dua berjalan, saya sudah suka sama Stand Up Comedy Indonesia itu. Ketika season dua berjalan, saya memang berniat ikut season tiga, saya nonton terus dari babak 10 besar sampai final waktu itu, enggak pernah absen," cerita Fico, yang bersama empat komika lainnya berkunjung ke kantor Redaksi Kompas.com, Jakarta, Senin (1/3/2013).

Singkat cerita, Fico berhasil menembus babak lima besar SUCI 3 dengan gaya lawakannya yang khas. Misalnya, suatu ketika Fico mengangkat lawakan mengenai kecap.

"Kecap ini sering diremehkan, padahal kecap punya peran penting. Kalau enggak ada kecap, bisa-bisa nasi uduk sama nasi goreng ketukar. Padahal, itu juga nasi uduk sudah dengki banget sama nasi goreng, yang lebih dulu go international,"  ucap Fico dalam canda.

Contoh lainnya, "Aku ke sini (kantor Redaksi Kompas.com) tadi naik ojeg, di jalan ketemu orang gila naik sepeda. Terus, orang gilanya bilang, 'Mas, Mas, mau tukeran enggak motornya sama sepeda?', 'Ah, Bapak gila kali. Masa tukeran', 'Ya kali aja Masnya mau ikutan gila'," celoteh Fico dalam canda.  Yang anehnya, kenapa gue mesti nimpali orang gila," lanjutnya.

Bisa melontarkan canda seperti itu, bagi Fico cukup sulit, walau pun ujung-ujungnya ia berhasil membuat para penontonnya tertawa. "Bahannya dari sekitar, cuma saya menulisnya dengan majas personifikasi. Padahal, kalau orang di rumah ngelihatnya, 'Ah itu Fico bego.' Padahal, buat nulis personifikasi, enggak segampang itu, enggak bisa bego buat nulis personifikasi," jelas Fico.