Jakarta - Di balik kelucuannya, tersimpan masa lalu
yang kelam. Setidaknya, demikianlah Mongol mengenang sejarah
kesuksesannya sebagai salah satu bintang stand up comedy yang bersinar.
Ya, di balik honornya yang telah mencapai Rp 8 juta sehari, ia punya
cerita tentang cita-cita yang kandas.
"Masa lalu aku dulu sangat
kelam dan aku kemudian bertobat. Dalam Kristen istilahnya lahir baru,"
ungkapnya saat berbincang dengan Detikhot. "Itu sudah kebiasaan orang
Manado, dikala bertobat dan dijamah Tuhan, cita-citanya langsung jadi
pendeta," sambungnya diiringi tawa.
Untuk mewujudkan cita-citanya
itu, Mongol merantau dari Manado ke Jakarta untuk menempuh pendidikan
sekolah pendeta. Itu terjadi pada 1997. Bisa dibilang, saat itu pria
bernama asli Rony Imannuel tersebut berangkat ke Jakarta dengan modal
nekat.
"Waktu itu aku berangkat hanya bawa duit 100 perak logam
karena jadi pendeta itu dibiayai sponsor. Aku naik kapal laut dengan
waktu 6 hari perjalanan dan singgah di kiri-kanan," kisahnya.
Beberapa
bulan di Jakarta, tak ada kejelasan dari pihak sponsor untuk
menyekolahkan Mongol jadi pendeta. Hingga akhirnya harapannya tersebut
kandas di tengah jalan. “Waktu itu aku kemudian tahu, orang yang
mensponsori aku sudah pergi ke Amerika. Makanya akhirnya batal,” ujarnya
masih menyisakan kesal.
Gagal masuk sekolah pendeta dan tak punya uang praktis membuat pria
kelahiran 27 September 1978 itu luntang-lantung di Jakarta. Berbagai
upaya pun coba dilakukannya untuk bertahan hidup
"Pertama kali aku tidur di emperan toko di Sarinah. Malam-malam bantu
tukang pecel lele di Jalan Sunda. Aku bantu kerja walaupun cuma dikasih
makan. Aku ingat waktu itu juga kadang telat bayar kos. Tapi, ya Puji
Tuhan dapat kos-kosan punya orang Batak dan dia masih mentolerir kalau
telat seminggu atau sebulan. Nangis ya nangis waktu itu," kenangnya.
Mongol pernah pula kerja di rumah makan Padang sebelum akhirnya bekerja
di sebuah perusahaan swasta. "Di rumah makan padang gaji aku waktu itu
Rp 400 ribu, terus kerja di sebuah perusahaan swasta gajinya Rp 1, 2
juta," ungkapnya blak-blakan.
Setelah dua tahun lebih bekerja di
sebuah perusahaan swasta, Mongol akhirnya memutuskan untuk berhenti dan
ikut dalam sebuah manajemen artis. "Waktu itu aku menangani Dirly 'Idol'
sekitar 4 tahun 8 bulan. Mengikuti dia syuting, nyanyi dan lain-lain,"
katanya.
Lepas dari situ, Mongol kemudian membentuk manajemen sendiri bersama
temannya. "Puji Tuhan waktu itu chanel-ku sudah banyak, jadi usaha itu
jalan," paparnya. Sejak itu pekerjaan Mongol pun mulai berkembang dan
membuat pergaulannya meluas.
Singkat cerita, sifatnya yang
humoris alias suka melucu mengantarkannya tampil dalam acara 'Stand Up
Comedy Show' di Metro TV, hingga dikenal orang seperti sekarang. Ketika
diingatkan kembali tentang cita-cita menjadi pendeta yang gagal, Mongol
tak menyesal.
Baginya, jalan hidupnya kinisebagai komedian
merupakan rencana Tuhan. "Pada akhirnya ya aku menyadari, jadi pendeta
itu panggilan, bukan kemauan. Sejauh ini aku menilai ini semua adalah
mukjizat Tuhan," ujarnya mendadak serius. Puji Tuhan!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar